Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Selasa, 04 Januari 2011

Siti Fatimah, Orphan Silver Medal Winner at APAO - Every Day Walk 2.5 km

Share
Choose
Indonesia Langguange - English Langguage

Jawapos, Sampang Wednesday, January 5, 2011
Siti Fatimah, Orphan Silver Medal Winner at APAO
Every Day Walk 2.5 km


Since sitting in elementary school (SD), Siti Fatimah 16, has been orphaned. However, it did not hinder her achievement. He won a silver medal in the Asian Pacific Astronomy Olympiad (APAO) held in Tolikara, Papua
Feri Ferdiansyah, Sampang

Astronomy is not new to science student XI SMAN 1 Sampang Siti Fatimah. The girl who won Olympic silver in the Asia Pacific level astronomy was already familiar with the science is far before entering school.

Siti Fatimah told this newspaper said that recognize astronomy since childhood. The first time, she introduced science by her late father, Moh. Jatim.

"When small, at home there are books cosmographies. I am pleased to see the pictures. Because not familiar with the book, my father used to tell about a star to me, "recalls Siti Fatimah is usually called Fatim

Apparently, childhood experience crystallizes in Fatim that after the death of his father, Fatim living with her mother, Murini, 46 and her sister, Siti Aisyah. When she chance to go on RSBI SMAN 1 Sampang, his love of astronomy is still entrenched. She also studied his interest was.

"From small Fatim does have a good comprehension. Before her father died in 2005, her father often told to her astronomy. Apparently it made an impression up to now “said Murini, which yesterday (4 / 1) found this newspaper in Jalan Keramat.

Murini said, after the death of her father, Fatim grow into independent and firm stance. When the school at SMPN1 Sampang, every day she must walk from his home in the village of Pangong-sean, District Torjun

"Before her father’s death, the her father was intestate for learning Fatim cottage. But, when it Fatim select a school in junior high. For three years she'd be willing to walk 2.5 miles to desire it, "said Murini, who sits on the right Fatim

Murini also said that since junior high, Fatim aspire to enter RSBI SMAN 1 Sampang. However, Murini cannot promise. Because, she only able to collect Rp 30,000 per day from selling the fish around. That is, if cash payment from customers.

Fortunately, Fatim have good academic ability. She was able to compete in an arena quest seeds for RSBI SMAN 1 Sampang. In 2009, Fatim follow Event Creation Science and English (AKSI), which was held at SMAN 1 Sampang with prize scholarship for a year. Fatim who then managed to get a class IX junior champion II

"So far the cost in SMAN 1 Sampang free. Because, I get a scholarship after the second winner in AKSI before I go to SMAN 1 Sampang, "said Fatim in a meeting yesterday

Luck is still siding with the Fatim. Beginning in 2010, Sampang District Education Office held a selection process to follow APAO. She managed to escape and eventually could bring a silver medal.

Jawapos, Sampang Rabu 5 Januari 2011
SITI FATIMAH, Anak Yatim Peraih Medali Perak di APAO
Tiap Hari Jalan Kaki 2.5 Km


Sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD), Siti Fatimah 16, sudah yatim. Namun, itu tak menghalangi dia berprestasi. DIa berhasil meraih medali perak dalam Asia Pacific Astronomy Olympiad (APAO) yang diselenggarakan di Tolikara, Papua
Feri Ferdiansyah, Sampang
http://www.jpnn.com/

Astronomi bukan hal baru bagi siswi kelas XI IPA 7 SMAN 1 Sampang Siti Fatimah. Gadis yang berhasil meraih perak dalam olimpiade astronomi tingkat Asia Pasifik itu sudah mengenal ilmu tersebut jauh sebelum masuk sekolah.

Siti Fatimah kepada Koran ini mengatakan mengenal ilmu perbintangan sejak masih kecil. Kali pertama, dia dikenalkan ilmu itu oleh ayahnya, Moh. Jatim, yang kini menghadap Sang Khalik.

“Saat kecil, di rumah ada buku ilmu falak. Saya senang melihat gambar-gambarnya. Karena tidak paham dengan buku itu, ayah biasa menceritakan tentang bintang kepada saya,” kenang Siti Fatimah yang biasa disapa Fatim tersebut

Rupanya, pengalaman saat kecil itu mengkristal dalam diri Fatim yang sepeninggal ayahnya hidup bersama ibunya, Murini, 46 dan adik semata wayangnya, Siti Aisyah. Ketika dia berkesempatan masuk di RSBI SMAN 1 Sampang, kecintaannya terhadap astronomi masih terpatri. Dia pun mendalami minatnya itu.

“Dari kecil Fatim memang memiliki daya tangkap yang bagus. Sebelum meninggal pada 2005, ayahnya sering menceritakan ilmu perbintangan kepada dia. Ternyata itu membekas hingga sekarang” terang Murini, yang kemarin (4/1) ditemui Koran ini di Jalan Keramat.

Murini mengatakan, sepeninggal ayahnya, Fatim tumbuh menjadi anak mandiri dan teguh pendirian. Saat sekolah di SMPN 1 Sampang, setiap hari dia harus berjalan kaki dari rumahnya di Desa Pangong-sean, Kecamatan Torjun

“Sebelum ayahnya wafat, almarhum pernah berwasiat agar Fatim belajar pondok. Tapi, saat itu Fatim memilih sekolah di SMP. Selama tiga tahun dia rela berjalan 2.5 kilometer demi keinginannya itu,” tutur Murini, yang duduk di kanan Fatim

Murini juga mengatakan, sejak SMP Fatim bercita-cita bisa masuk RSBI SMAN 1 Sampang. Namun, saat itu Murini tidak bisa menjanjikan. Sebab, selama ini dia hanya mampu mengumpulkan uang Rp 30.000 per hari dari hasil menjual ikan keliling. Itu pun jika dagangannya tidak diutangi pelanggan.

Untungnya, Fatim memiliki kemampuan akademis yang cukup baik. Dia mampu bersaing dalam sebuah ajang pencarian bibit unggul untuk RSBI SMAN 1 Sampang. Pada 2009, Fatim mengikuti Ajang Kreasi Sains dan Bahasa Inggris (AKSI) yang digelar di SMAN 1 Sampang dengan hadiah beasiswa selama setahun. Fatim yang saat itu kelas IX SMP berhasil mendapat juara II

“Selama ini biaya di SMAN 1 Sampang gratis. Sebab, saya mendapatkan beasiswa setelah juara II dalam AKSI sebelum saya masuk ke SMAN 1 Sampang,” tutur Fatim dalam pertemuan kemarin

Keberuntungan masih berpihak kepada Fatim. Awal 2010, Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang menggelar seleksi untuk mengikuti APAO. Dia berhasil lolos dan akhirnya bisa membawa medali perak.

0 komentar:

Posting Komentar